Perkembangan pembentukan struktur dapat diamati sebagai struktural desain. Ruang memiliki tiga dimensi yang terwujud di bidang arsitektur dalam dua manifestai, yaitu massa dan isi. Ruang kemudian juga terwujud sebagai ruang di antara dua massa, yaitu spasi (space).
Konsep Perencanaan Ruang Terhadap Strukturnya
Berdasarkan hubungan antara bagian bangunan yang menerima beban (pondasi, kolom, dinding, pelat lantai atau atap sebagi struktur gedung) dan bagian bangunan yang tidak menerima beban (dinding tirai, dinding pemisah, pintu dan jendela sebagai pembagi ruang) maka dapat ditentukan struktur gedung sebagai berikut :
- Struktur bangunan masif. Konsep ruang tertutup dimana semua dinding menerima beban.
- Struktur pelat dinding sejajar. Konsep ruang dengan beberapa pelat dinding yang sejajar atau berpusat yang menerima beban
- Struktur bangunan rangka. Konsep ruang terbuka dimana hanya kolom dalamaturan tertentu (grid) menerima beban)
- Struktur bangunan masif. Dinding yang menerima beban dan sekaligus membentuk tiga ruang. Lubang dalam dinding atau celah diantara dinding masing-masing membentuk pintu dan jendela.
- Struktur bangunan rangka dengan tiang yang berdiri berbentuk kisi-kisi. Pembentukan ruang hanya terjadi oleh bagian bangunan kelengkapan. Ukuran ruang masing-masing sangat bebas.
- Struktur bangunan pelat dinding sejajar dalam arah membujur. Dinding yang menerima beban membentuk tiga ruang. Bagian bangunan kelengkapan dibutuhkan untuk memberi batasan ruang di depan dan di belakang.
- Struktur bangunan pelat dinding sejajar dalam arah memanjang. Dinding yang menerima beban membentuk dua ruang yang ukurannya berbeda. Bagian bangunan kelengkapan dibutuhkan untuk memberi batasan ruang ke samping dan kanan.
Kaitan Pemilihan Pondasi yang Tepat dengan Struktur Bangunan
Hubungan antara tanah dan bangunan (gedung/rumah) ditentukan oleh cara penyaluran beban gedung ke tanah dan sebagai pertemuan bangunan dengan topografi tanah.
Menurut cara penggunaan, topografi dan sebagainya, timbul keadaan yang berbeda apabila dilihat dari segi struktur maupun pembentukan rumah.
Dari berbagai struktur bangunan yang telah dibahas di atas (struktur masif, pelat dinding sejajar, rangka) bagaimana menentukan jenis pondasi yang dapat digunakan untuk menopang masing-masing struktur yang digunakan?
Jika dibayangkan sebuah bangunan dapat diangkat secara keseluruhan, lepas dari tanah, terwujud jejaknya. Pondasi bangunan merupakan sepatu bangunan yang menciptakan jejak.
Dengan demikian pondasi merupakan alat penyambung antara bangunan dan tanah yang dibuat dari bahan yang mampu menghubungkan kedua unsur tersebut.
Dapat disimpulkan sebagai berikut, berdasarkan sistem struktur bangunan yang dipilih, kemudian dapat ditentukan sistem pondasi dan konstruksi bangunan yang cocok dengan bahan bangunan terbaik yang akan menjamin kualitas bangunan.
Menurut cara penggunaan, topografi dan sebagainya, timbul keadaan yang berbeda apabila dilihat dari segi struktur maupun pembentukan rumah.
Dari berbagai struktur bangunan yang telah dibahas di atas (struktur masif, pelat dinding sejajar, rangka) bagaimana menentukan jenis pondasi yang dapat digunakan untuk menopang masing-masing struktur yang digunakan?
Jika dibayangkan sebuah bangunan dapat diangkat secara keseluruhan, lepas dari tanah, terwujud jejaknya. Pondasi bangunan merupakan sepatu bangunan yang menciptakan jejak.
Dengan demikian pondasi merupakan alat penyambung antara bangunan dan tanah yang dibuat dari bahan yang mampu menghubungkan kedua unsur tersebut.
Dapat disimpulkan sebagai berikut, berdasarkan sistem struktur bangunan yang dipilih, kemudian dapat ditentukan sistem pondasi dan konstruksi bangunan yang cocok dengan bahan bangunan terbaik yang akan menjamin kualitas bangunan.
Terimakasih telah membaca dan Share Memilih Struktur Bangunan dan Pondasi yang Tepat Guna
Silahkan Share :
Previous
Artikel Sebelumnya
Artikel Sebelumnya